Kekalahan kesebelasan Indonesia usia 21 terhadap Brunai bukan kesalahan pemain, tapi karena kurangnya latihan terhadap pemain, terutama pemain tengah kurang kompak dalam penyerangan, apalagi dalam bertahan sangat buruk, meski pemain belakang terlihat masih baik bertahan, tapi tanpa bantuan pemain tengah hampir tidak ada guna, dengan pengertian kalau pemain belakang bisa dilewati musuh maka tidak ada lagi bantuan untuk menghambat lajunya serangan musuh, mudahan kedepan pelatih melihat kelemahan yang terjadi ditengah lapangan agar bisa merubah gaya permainan anak asuhnya, terutama melatih pemain tengah agar lebih tajam menusuk kejantung pemain lawan dan berhasil menciptakan gol, meski diperlukan latihan yang serius dan agak lama tapi kita masih optimis bisa melakukannya, pemain tengah harus diperlukan tenaga diatas rata rata pemain, sebab pemain tengah harus turun secepat mungkin untuk membantu pemain belakang kalau bola direbut musuh, pemain tengah disini ditentukan oleh kapten yang bisa dirubah setiap saat agar tidak diketahui musuh, artinya kalau penyerangan dari sektor kanan duet antara A+C+I+K dengan sandi asik... , atau sektor kiri B+A+C+I.... Sandinya basi, saya rasa bukan pasukan komando saja yang punya sandi dalam penyerangan, penyerang dalam sepakbola juga diperlukan sandi agar serangan tidak selalu gagal dan apabila gagal tidak terlalu panik dan kocar kacir, karena sudah dilatih untuk itu, disini peran pelatih sangat diperlukan yang bisa melihat kelemahan musuh atau anak asuhnya agar dengan cepat bisa memanfaatkan atau menutupnya kalau kelemahan tersebut terjadi pada kesebelasannya, kalau tidak panik meski kalau tidak telak.
No comments:
Post a Comment